Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran, beragam aktivitas petualangan dan pendidikan lingkungan, gua karst, sejarah perang dunia ke 2, sejarah kerajaan dan keragaman flora fauna di Cagar Alam
Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran, kawasan ini terletak antara 108 derajat 40 BT dan 7 derajat 43 LS dengan koordinat 7°42,366'S 108°39,332'E. Keindahan Cagar Alam Pangandaran dapat Anda nikmati di Taman Wisata Alam Pangandaran. Taman wisata ini berdiri di lahan seluas 530 hektar dan topografinya sebagian besar landai berkisar 2 sampai 3 meter di atas pemukaan laut. Di beberapa tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal dengan puncak tertinggi sekitar 20 meter di atas permukaan laut. Ketika berbicara mengenai potensi wisata Pangandaran terbenak akan keindahan pantainya. Tapi ada sisi keindahan Pantai Pangandaran, daerah ini juga memiliki cagar alam yang siap memikat Anda.
Liburan ke Pangandaran pasti yang terpikir adalah keindahan Wisata Bahari yang pantainya mempesona dan sudah terkenal hingga manca negara. Pangandaran sendiri sudah menjadi kabupaten sendiri yang pada Tahun 2012 telah dimekarkan dengan Kabupaten Ciamis.
Pada tahun 1922 taman wisata ini merupakan tanah pertanian yang dibeli oleh seorang Belanda yang kemudian diresmikan menjadi wildreservaat. Karena banyaknya jumlah flora dan fauna di dalamnya, pada Tahun 1961 daerah ini dijadikan ditetapkan sebagai Cagar Alam. Karena adanya potensi yang bisa dijadikan sebagai pendukung pariwisata alam di Pangandaran, maka tahun 1978 cagar alam tersebut dijadikan sebagai Taman Wisata yang berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani.
Fauna yang bisa ditemukan di taman wisata diantaranya adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata), kalong (Pteropus javanicus), banteng (Bos sandaicus) rusa, kancil, landak , biawak dan beberapa jenis ular termasuk ular pucuk. Sedangkan jenis burung antara lain cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog.
Hutan sekunder yang terdapat di Taman Wisata Alam dihuni oleh flora yang lebih didominasi oleh laban (Vitex pubescens) , kisegel (Dillenia exelsa) merong (Cratox formoreum) , pohon kondang, pohon barringtonia, dan masih banyak lagi lainnya.
Taman Wisata Alam Pangandaran juga memiliki Gua, gua yang dibangun dan dipahat oleh alam (gua karst) seperti Batu Kalde yang merupakan salah satu peninggalan dari zaman Hindu. Beberapa gua seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Yang bisa Anda Lakukan di Taman Wisata Pangandaran
Anda dapat bereksplorasi di wilayah Taman Wisata alam dengan berjalan kaki. Sangat banyak di daerah Taman Wisata Alam dan Cagar Alam ini yang dapat di kunjungi. Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasir Putih ada di kawasan cagar alam laut. Lalu, air terjun yang berada di kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam melalui jalan setapak. Padang pengembalaan Cikamal yang merupakan areal padang rumput dan semak seluas 20 hektar sebagai habitat banteng dan rusa.Terdapat juga kekayaan sumber daya hayati di Taman Wisata Alam berupa flora, fauna dan keindahan alam. Dengan berbagai ragam flora, kawasan ini juga cocok untuk hidup satwa-satwa liar seperti Dengan berbagai ragam flora, kawasan Taman Wisata dan Cagar Alam Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar, antara lain Tando, Monyet Ekor Panjang, Lutung , Kalong , Banteng, Rusa, dan Landak. Jenis burung antara lain burung Merak Hijau, Cangehgar, Tlungtumpuk, Cipeuw , dan Jogjog. Jenis reptilia adalah Biawak , tokek, dan beberapa jenis ular, antara lain Ular Pucuk.
Berikut sebagian nama hewan dengan nama latinnya: Ayam hutan (Gallus gallus), , Kijang (Muntiacus muntjak), Tando (Cynocephalus variegatus), Kalong (Pteroptus vampyrus), Kera abu-abu (Macaca fascicularis), Lutung (Trcyphithecus auratus), Kangkareng (Anthracoceros convexus), Rangkong (Buceros rhinoceros), dan Banteng (Bos sondaicus).
Sekitar 80% pohon yang tumbuh di sana merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang tumbuh antara lain, Kisegel (Dilenia excelsea), Laban (Vitex pubescens) dan Marong (Cratoxylon formosum).
Selain itu banyak jenis-jenis pohon seperti Waru laut (Hibiscus tiliaceus), Reungas (Buchanania arborencens), Kondang (Ficus variegata), Teureup (Artocarpus elsatica), Butun (Baringtonia aistica), Ketapang (Terminalia cattapa), dan Nyamplung (Callophylum inophylum).
Pada dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan tanaman exotica yang terdiri dari Mahoni (Swietenia mahagoni), Tanaman Jati (Tectona grandis), dan Komis (Acacia auriculirformis).
Selain flora, fauna dan cagar alam laut terdapat juga batu prasasti, Batu Kalde –Salah satu batu peninggalan sejarah zaman Hindu. Gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Gua-gua yang Menarik yang harus anda kunjungi
1. Gua Lanang, Gua Lanang berada dalam kawasan cagar alam pananjung Pangandaran. Dengan koordinat 7°42,442'S 108°39,508'E, dahulu diyakini merupakan Kerajaan Pananjung yang dipimpin seorang raja bernama Prabu Anggalarang. Gua ini merupakan yang paling panjang dibanding dengan Gua Parat dan Gua Panggung. Menurut legenda ada seorang pria yang gagah dan sakti sehingga dijuluki Sang Lanang dan karena ia menjadikan gua ini sebagai tempat tinggal maka gua tersebut dinamakan Gua Lanang.2. Gua Panggung, pada legenda dahulu, di dalam gua ini hidup seorang Kyai yang bernama Kyai Pancing Benar yang merupakan anak angkat dari Nyai Loro Kidul. Kyai Pancing Benar dikenal juga dengan nama Embah Jaga Laut tidak berasal dari Pangandaran. Beliau merupakan orang Mesir yang datang ke Pangandaran untuk menyebarkan agama Islam.
Di dalam gua ini terdapat sebuah tempat yang berbentuk seperti panggung. Tempat berbentuk panggung tersebut merupakan tempat ibadah para wali atau orang-orang yang hendak naik haji. Gua ini juga dipenuhi batuan stalagtit dan stalagmit. Keindahan Laut Selatan dapat dilihat langsung dari Gua Panggung karena letaknya berada di tepi pantai selatan.
3. Gua Parat, menurut cerita, gua ini merupakan tempat bersemedi beberapa kaum bangsawan dari Mesir, yaitu Pangeran Maja Agung, Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), dan Pangeran Raja Sumenda.
4. Batu Kalde atau Sapi Gumarang merupakan situs prasasti batu yang diyakini merupakan reruntuhan sebuah Candi Hindu kuno. Di candi ini terdapat sebuah arca berbentuk anak sapi. Arca tersebut diyakini merupakan penjelmaan Raden Arya Sapi Gumarang yang kala itu menjabat sebagai menteri pertanian Kerajaan Pananjung.
Semasa hidupnya beliau berhasil menjalankan tugas dengan baik memenuhi kebutuhan rakyat sehingga ketika ia meninggal maka untuk mengenang jasanya, rakyat Pananjung membuat arca berbentuk sapi atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kalde. Karena nilai sejarahnya, situs Batu Kalde dianggap sebagai tempat sakral, kramat dan suci. Tidak jauh dari Batu Kalde terdapat 5 makam kuno yang diyakini sebagai makan bangsawan Kerajaan Pananjung.
5. Gua Jepang juga berlokasi di kawasan cagar alam pananjung Pangandaran dengan koordinat 7°42,336'S 108°39,379'E, terbuat dari tembok beton yang sengaja di timbun tanah sebagai benteng pertahanan tentara Dai Nippon (Jepang), dengan lubang-lubang pengintai menghadap ke arah laut, hal itu di maksudkan untuk mengawasi pendaratan dari pihak sekutu Belanda.
Gua Jepang di buat pada Tahun 1941-1945, pembangunan Gua Jepang ini di lakukan oleh para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun, dan sampai sekarang gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran belum pernah di renovasi, jadi masih nampak keasliannya. Setiap tanggal 17 agustus di adakan upacara khusus yang dilakukan oleh warga Jepang yang tinggal di sekitar Pangandaran, upacara tersebut biasanya berupa ritual-ritual khusus sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur orang jepang.
Untuk ke Taman Wisata Alam Pangandaran, kita bisa juga naik perahu wisata terlebih dahulu dan masuk ke wilayah Taman Wisata Cagar Alam.
Tips Wisata di Taman Wisata Alam
- Selama berada di dalam Taman Wisata dan Cagar Alam banyak guide lokal, Anda juga bisa meminta bantuan guide atau penduduk setempat untuk membantu Anda menjelajah Taman Wisata dan Cagar Alam.
- Tidak ada warung di dalam kawasan Taman Wisata dan Cagar Alam, sebaiknya Anda untuk membawa bekal makanan ringan dan minuman selama kunjungan di Taman Wisata dan Cagar Alam dan jangan sampai membuang sampah sembarangan.
- Membawa senter atau flash light untuk memasuki gua yang akan di kunjungi karena gelap selama berada di dalam gua.
- Membawa lotion pelindung kulit untuk menghindari sengatan sinar matahari.
COMMENTS